Sabtu, 26 November 2011

PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA ISLAMI

Wanita itu ibarat sekolah, jika kalian mendidiknya dengan baik berarti kalian sedang mempersiapkan sebuah bangsa dengan baik (Al hadist)

Wanita itu dengan tangan kirinya menggoyang buaian, tangan kanannya menggoyang dunia

Wanita adalah tiang negara. Apabila kaum wanita yang ada itu baik, maka baiklah negara itu. Dan apabila kaum wanita yang ada rusak maka rusaklah negara
(ahlul Hikmah)

 Surga itu ada dibawah telapak kaki kaum ibu (Al hadist)

Pengantar

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal dan dekat dengan anak, maka peranannya dalam pendidikan dan proses pembentukan pribadi tampak dominan. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan bagi keberhasilan bagi kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang kondusif sangat menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, moral, kemampuan bersosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan, kreativitas juga peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan. Pada dasarnya manusia itu mempunyai potensi yang positif untuk berkembang tetapi apakah potensi itu akan teraktualisasikan atau tidak sangat ditentukan oleh pendidikan dalam  keluarga, seperti yang dituntunkan Rasulullah saw. bahwa:
Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid). Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi.
Dalam menghadapi dampak negatif dari perkembangan teknologi yang semakin canggih, para pendidik khususnya orang tua dihadapkan tantangan yang amat berat, hal ini perlu disadari. Sebagai orang tua juga pendidik, kita telah diingatkan oleh Allah SWT akan adanya anak turun yang akan menjadi musuh-musuh bagi orangtuanya sendiri. Seperti yang difirmankan Allah SWT

dalam At-Thagaabun: 14
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereke; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

1 komentar: